Diri dan Ego
Menurut ahli ilmu jiwa seperti M.Sherif dan H.Chantril menggunakan Ego di dalam makna yang erat hubungannya dengan makna tersebut di atas, yaitu sebagai suatu keadaan kejiwaan seseorang, khususnya segi keadaan kejiwaan seseorang yang diungkapkan paling baik di dalam sikap orang tersebut. Maka definisi Ego yaitu: "Ego terdiri dari sikap-sikap yang banyak jumlahnya sejak mulai masa anak-anak, yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman 'aku', 'ku', 'kepunyaanku' yang tidak tertentu batasnya, yang berbeda, dan yang tertumpuk-tumpuk".
Mereka juga menambahkan bahwa sikap-sikap yang menentukan watak seseorang yang sedikit banyak tahan uji, yang menggambarkan kejumbuhan pribadi seseorang dengan nilai-nilai atau norma-norma yang telah mendarah daging dalam diri manusia.
Memang manusia mempunyai sifat yang telah melekat sejak mereka dilahirkan, dan berapa banyak warna dari watak setiap manusia? kita pun juga tidak bisa mengetahuinya, sebelumnya kita kembalikan pada diri kita pribadi. Pernahkah saudara terbesit akan warna apa yang ada dalam diri kita? Sebenarnya manusia sudah mengetahui arah pola pikir kita masing-masing, tinggal diri kita bagaimana menyikapi akan hal tersebut. Intinya yakni, watak pada diri manusia semuanya baik dan tidak ada yang tidak baik, karena watak merupakan hasil ciptaan Tuhan. Tinggal kita berusaha agar watak yang berada dalam diri kita, tidak sampai mendekati hal-hal yang buruk. Contoh, ego kita pada saat marah, kalau kita dalam keadaan sadar akan hal itu, insya ALLOH amarah tersebut tidak sampai terlaksana. karena kita berupaya untuk cepat mengingat, bahwasanya ego itu berasal dari-NYa.Kita diberikan hal semacam itu, bukan berarti kita seenak saja, sesuka hati, dan bebas melakukan apa saja yang muncul pada pikiran kita.
Jadi saudara, Ego dalam diri akan baik jika kita mampu untuk memeliharanya(mengengon) untuk kearah yang lebih baik, dan yang dapat mengukur bahwa Ego kita baik atau tidak, ya kita sendiri !!!
0 komentar:
Posting Komentar